Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di
antara Bumi dan Matahari, sehingga menutup
sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan
Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak
rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari
yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana
Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut dianjurkan
untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Jenis gerhana matahari
§
Gerhana total, terjadi
apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan
Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan
Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah
tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
§
Gerhana sebagian,
terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian
dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan
Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
§
Gerhana cincin,
terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari
piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih
kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan
piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan
Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada
di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
§
Gerhana hibrida,
bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan
bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain
muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.
Gerhana
matahari total diperkirakan baru akan terjadi lagi di Indonesia sekitar 350
tahun mendatang.Gerhana Matahari Total 9 Maret akan Melintasi 11 Provinsi di
IndonesiaGerhana Matahari Total (Thinkstock) Fenomena langka gerhana matahari
total diperkirakan akan melintasi 11 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016.
Ke-11 provinsi tersebut meliputi: Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi,
Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Dalam
laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), disebutkan
bahwa jalur GMT 2016 akan bermula di Palembang, Bangka Belitung, Sampit dan
Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso,
Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara), Sulawesi Barat,
Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat.
Sedangkan
orang-orang yang berada di Kota Padang, Jakarta, Bandung, Jakarta, Surabaya,
Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado dan Ambon hanya bisa
menikmati fenomena gerhana matahari sebagian.
“Gerhana
matahari total diperkirakan baru akan terjadi lagi di Indonesia sekitar 350
tahun mendatang,” ujar Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin seperti dikutip dari
Antara. Karena itu, “bisa dipastikan para pemburu gerhana matahari total
seluruh dunia sudah merencanakan mengunjungi daerah-daerah yang dilintasi GMT
tersebut," imbuh Thomas.
Gerhana
matahari total adalah fenomena alam dimana posisi atau kedudukan matahari,
bulan, dan bumi berada pada satu garis lurus. Kedudukan matahari, bulan, dan
bumi dalam satu garis lurus ini menyebabkan sebagian permukaan bumi akan
terkena bayangan gelap bulan. Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan
gelap bulan, tidak melihat matahari.
Menurut
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, membutuhkan waktu selama periode
350 tahun bagi gerhana matahari total untuk kembali berlangsung di tempat yang
sama.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar